Tumpek Landep dan Pengertiannya
Tumpek = Asal dari kata Tumampek, mendekatkan
diri kepada sang Maha Pencipta dengan jalan mensyukuri segala ciptaannya baik
secara langsung maupun tidak langsung kita nikmati sehingga sudah sewajarnyalah
kita mensyukurinya kepada sang pemberi nikmat.
Tiada lain adalah sebagai apa yang digariskan oleh arti Tumpek itu sendiri yaitu:
TU = metu dan Pek = berakhir Jadi Tumpek berarti merupakan Awal dan juga akhir. Tumpek sangat erat kaitannya dengan Kalender Hindu di Bali yang merupakn gabungan dari Caka surya pramana dan Chandra Pramana serta Wuku yang kita kenal sebanyak tiga puluh wuku, selain wuku ada juga syclus lain yaitu Saptawara dan Pancawara.
Sehingga antara Sapta wara terakhir Saniscara
ketemu dengan Pancawara terakhir ( kliwon ) maka syclus inilah kemudian disebut
tumpek, yg datangnya setiap 35 hari 1 X.
Tumpek akan bertemu setiap akhir wuku Saniscara
(Sapta wara ) dan akhir Pancawara Kliwon, inilah yang kemudian disebut denga
awal dan akhir dalam istilah Hindu disebut Utpeti, Stiti dan Prelina, yang
kemudian diambilah Utpeti dan Prelina ( Tum-Pek )
BERMACAM MACAM TUMPEK.
1. Tumpek Landep.
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam
manifestasinya sebagai Hyang Pasupati atas ciptaanya, sehingga atas analisys
dari manusia menggunakan ketajaman Jnananya sehingga berhasilah mengolah logam
logam yang dipergunakan untuk melancarkan usahanya dalam menunjang kehidupan
sehari-hari, sehingga lazimnya pada tumpek ini sepertinya di katagorykan
sebagai sarwa sanjata-senjatanyapun yang dari Logam, pada hal yang utama
bagaimana ketajaman dari Jnanam kita yang di anugrahi oleh sang maha pencipta.
2. Tumpek Wariga.
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam
manifestasinya sebagai Hyang Sangkara atas ciptaanya, atas analisys manusia
serta usahanya untuk mengolah tumbuh tumbuhan sedemikian rupa, sehingga
memberikan makna dan berhasil guna untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
3. Tumpek Kuningan
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam
manifestasinya sebagai Hyang Iste dewata atas ciptaanya, sehingga kita sebagai
manusia bisa melakukan penghormatan kepada Raje-Dewata dan Dewati atas jasa
yang telah diberikan kepada kita, sehingga kita bisa meneruskan cita cita para
leluhur semasa hidupnya.
4. Tumpek Klurut.
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam
manifestasinya sebagai Hyang Aji Gurnita atas ciptaanya, sehingga atas analisys
& usaha manusia bisa menikmati kesenangannya dalam Keindahan dan seni.
5. Tumpek Uye.
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam
manifestasinya sebagai Hyang Rare angon atas ciptaanya, sehingga atas analisys
dan usaha manusia bisa memanfaatkan jasa-jasa dari hewan / binatang baik yang
dinikmati langsung maupun yang dikerjakan.
6. Tumpek Wayang
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam
manifestasinya sebagai Hyang Iswara atas ciptaanya, sehingga atas analisys dan
usahanya manusia mampu untuk berkreasi dalam mewujudkan Aikyam, Ciwam,
Sundaram.
Masing masing tumpek diatas, semuanya mempunyai
Mitos yang sangat menarik, Kisah rare angon (Tumpek Uye ), Kisah dari Bhatara
Kala ( Tumpek Wayang ) kisah Hyang Kumararatih dsbnya. Tunggu tanggal mainnya
akan diceritrakan satu persatu pasti deh kebagian semuanya mari kita sembahyang
dulu hari ini dalam rangka bersyukur kepada Hyang PASUPATI. (tumpek landep )
besok besok dilanjutkan Mogi semuanya panjang yusa ayuverdi.
sumber : http://www.parisada.org
Tumpek Landep dirayakan setiap Sanisara Kliwon Wuku Landep. Tumpek Landep berasal dari kata Tumpek yang berarti Tampek atau dekat dan Landep yang berarti Tajam. Jadi dalam konteks filosofis, Tumpek Landep merupakan tonggak penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran). Dengan demikian umat selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai - nilai agama. Dengan pikiran yang suci, umat mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk
Tumpek landep merupakan hari raya pemujaan kepada Sang Hyang Siwa Pasupati sebagai dewanya taksu. Jadi setelah mempertingati Hari Raya Saraswati sebagai perayaan turunya ilmu pengetahuan, maka setelah itu umat memohonkan agar ilmu pengetahuan tersebut bertuah atau memberi ketajaman pikiran dan hati. Pada rerainan tumpek landep juga dilakukan upacara pembersihan dan penyucian aneka pusaka leluhur seperti keris, tombak dan sebagainya sehingga masyarakat awam sering menyebut Tumpek Landep sebagai otonan besi. Namun seiring perkembangan jaman, makna tumpek landep menjadi bias dan semakin menyimpang dari makna sesungguhnya.
Sekarang ini masyarakat justru memaknai tumpek landep lebih sebagai upacara untuk motor, mobil serta peralatan kerja dari besi. Sesungguhnya ini sangat jauh menyimpang. Boleh saja pada rerainan Tumpek Landep melakukan upacara terhadap motor, mobil dan peralatan kerja namun jangan melupakan inti dari pelaksanaan Tumpek Landep itu sendiri yang lebih menitik beratkan agar umat selalu ingat untuk mengasah pikiran (manah), budhi dan citta. Dengan manah, budhi dan citta yang tajam diharapkan umat dapat memerangi kebodohan, kegelapan dan kesengsaraan. Ritual Tumpek Landep sesungguhnya mengingatkan umat untuk selalu menajamkan manah sehingga mampu menekan perilaku buthakala yang ada di dalam diri.
Jika menilik pada makna rerainan, sesungguhnya upacara terhadap motor, mobil ataupun peralatan kerja lebih tepat dilaksanakan pada Tumpek Kuningan, yaitu sebagai ucapan syukur atas anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas sarana dan prasara sehingga memudahkan aktifitas umat, serta memohon agar perabotan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan tidak mencelakakan. Tumpek landep adalah tonggak untuk mulat sarira / introspeksi diri untuk memperbaiki karakter agar sesuai dengan ajaran - ajaran agama. Pada rerainan tumek landep hendaknya umat melakukan persembahyangan di sanggah/ merajan serta di pura, memohon wara nugraha kepada Ida Sang Hyang Siwa Pasupati agar diberi ketajaman pikiran sehingga dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Pada rerainan tumpek landep juga dilakukan pembersihan dan penyucian pusaka warisan leluhur. Bagi para seniman, tumpek landep dirayakan sebagai pemujaan untuk memohon taksu agar kesenian menjadi lebih berkembang, memperoleh apresiasi dari masyarakat serta mampu menyampaikan pesan - pesan moral guna mendidik dan mencerdaskan umat.
Jadi sekali lagi ditegaskan, Tumpek Landep bukan rerainan untuk mengupacarai motor, mobil ataupun perabotan besi, tetapi lebih menekankan kepada kesadaran untuk selalu mengasah pikiran (manah), budhi dan citta untuk kesejahteraan umat manusia. Boleh saja pada rerainan Tumpek Landep mengupacarai motor, mobil dan sebagainya sebagai bentuk syukur namun itu adalah nilai tambahan saja. Jangan sampai perayaan rerainan menitik beratkan pada nilai tambahan namun melupakan inti pokok dari rerainan tersebut.
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM.
Tumpek Landep dirayakan setiap Sanisara Kliwon Wuku Landep. Tumpek Landep berasal dari kata Tumpek yang berarti Tampek atau dekat dan Landep yang berarti Tajam. Jadi dalam konteks filosofis, Tumpek Landep merupakan tonggak penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran). Dengan demikian umat selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai - nilai agama. Dengan pikiran yang suci, umat mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk
Tumpek landep merupakan hari raya pemujaan kepada Sang Hyang Siwa Pasupati sebagai dewanya taksu. Jadi setelah mempertingati Hari Raya Saraswati sebagai perayaan turunya ilmu pengetahuan, maka setelah itu umat memohonkan agar ilmu pengetahuan tersebut bertuah atau memberi ketajaman pikiran dan hati. Pada rerainan tumpek landep juga dilakukan upacara pembersihan dan penyucian aneka pusaka leluhur seperti keris, tombak dan sebagainya sehingga masyarakat awam sering menyebut Tumpek Landep sebagai otonan besi. Namun seiring perkembangan jaman, makna tumpek landep menjadi bias dan semakin menyimpang dari makna sesungguhnya.
Sekarang ini masyarakat justru memaknai tumpek landep lebih sebagai upacara untuk motor, mobil serta peralatan kerja dari besi. Sesungguhnya ini sangat jauh menyimpang. Boleh saja pada rerainan Tumpek Landep melakukan upacara terhadap motor, mobil dan peralatan kerja namun jangan melupakan inti dari pelaksanaan Tumpek Landep itu sendiri yang lebih menitik beratkan agar umat selalu ingat untuk mengasah pikiran (manah), budhi dan citta. Dengan manah, budhi dan citta yang tajam diharapkan umat dapat memerangi kebodohan, kegelapan dan kesengsaraan. Ritual Tumpek Landep sesungguhnya mengingatkan umat untuk selalu menajamkan manah sehingga mampu menekan perilaku buthakala yang ada di dalam diri.
Jika menilik pada makna rerainan, sesungguhnya upacara terhadap motor, mobil ataupun peralatan kerja lebih tepat dilaksanakan pada Tumpek Kuningan, yaitu sebagai ucapan syukur atas anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas sarana dan prasara sehingga memudahkan aktifitas umat, serta memohon agar perabotan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan tidak mencelakakan. Tumpek landep adalah tonggak untuk mulat sarira / introspeksi diri untuk memperbaiki karakter agar sesuai dengan ajaran - ajaran agama. Pada rerainan tumek landep hendaknya umat melakukan persembahyangan di sanggah/ merajan serta di pura, memohon wara nugraha kepada Ida Sang Hyang Siwa Pasupati agar diberi ketajaman pikiran sehingga dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Pada rerainan tumpek landep juga dilakukan pembersihan dan penyucian pusaka warisan leluhur. Bagi para seniman, tumpek landep dirayakan sebagai pemujaan untuk memohon taksu agar kesenian menjadi lebih berkembang, memperoleh apresiasi dari masyarakat serta mampu menyampaikan pesan - pesan moral guna mendidik dan mencerdaskan umat.
Jadi sekali lagi ditegaskan, Tumpek Landep bukan rerainan untuk mengupacarai motor, mobil ataupun perabotan besi, tetapi lebih menekankan kepada kesadaran untuk selalu mengasah pikiran (manah), budhi dan citta untuk kesejahteraan umat manusia. Boleh saja pada rerainan Tumpek Landep mengupacarai motor, mobil dan sebagainya sebagai bentuk syukur namun itu adalah nilai tambahan saja. Jangan sampai perayaan rerainan menitik beratkan pada nilai tambahan namun melupakan inti pokok dari rerainan tersebut.
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM.
0 comments:
Post a Comment